Serba-serbi Oogenesis, Proses Pembentukan Sel Telur Wanita
Conchupvcindonesia – Sistem reproduksi wanita merupakan salah satu bagian terpenting dalam tubuh untuk melanjutkan keturunan. Agar terjadi kehamilan, wanita membutuhkan sel telur yang matang sehingga siap dibuahi. Sebelumnya, ada pula proses oogenesis yang menjadi tahap awal agar sel telur terbentuk. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa itu oogenesis?
Mengutip dari laman Fertilitypedia, oogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel telur (ovum) pada wanita, yang terjadi di dalam ovarium (indung telur).
Sel telur di dalam tubuh wanita sudah ada sejak Anda masih berusia 8 hingga 20 minggu di dalam kandungan. Ovarium yang ada di embrio memiliki sekitar 600 ribu sel oogonium.
Oogonium atau sel induk telur memperbanyak diri dengan cara mitosis (membelah diri) hingga jumlahnya mencapai lebih dari 7 juta oosit primer.
Sayangnya, jumlah oosit primer yang banyak ini akan terus berkurang sampai janin lahir.
Oosit adalah sel telur yang belum matang dan nantinya berkembang sekaligus matang di lapisan luar ovarium.
Awalnya, jumlah oosit primer lebih dari 7 juta. Lalu, jumlah ini pun menurun dan tersisa sekitar 1 – 2 juta setelah bayi perempuan lahir.
Sel-sel telur ini juga akan berhenti berkembang sementara sampai Anda memasuki usia pubertas pada masa remaja.
Nah, setelah masa puber inilah oogonium atau sel induk telur akan aktif bekerja lagi mengikuti siklus menstruasi Anda.
Dari 2 juta oosit primer yang ada hanya sekitar 400 saja yang bisa bertahan hingga menjadi folikel matang.
Folikel matang adalah kantong kecil yang memiliki dinding sel dan di dalamnya terdapat satu sel telur. Sel telur ini yang kemudian akan dilepaskan selama masa subur atau reproduksi.
Maka dari itu, proses oogenesis ini diperlukan agar sel telur menjadi matang sehingga pembuahan pun bisa terjadi.
Perlu dipahami bahwa seiring bertambahnya usia Anda, maka kualitas serta kuantitas sel telur mengalami penurunan dan ini adalah hal yang normal terjadi.
Proses oogenesis pada organ reproduksi wanita
Sebelum proses terjadinya kehamilan, tubuh membutuhkan proses oogenesis terlebih dahulu karena berkaitan dengan fungsi reproduksi.
Berikut adalah proses oogenesis atau terbentuknya sel telur pada tubuh wanita.
Fase pembelahan dan penggandaan
Proses oogenesis dimulai dengan adanya mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua gamet (sel anak) yang identik.
Sementara itu, meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat gamet, yang masing-masingnya memiliki jumlah kromosom setengah dari sel induknya.
Oogonium atau sel induk telur akan matang dan bermitosis menjadi oosit primer (sel telur menjadi besar).
Oosit primer sendiri nantinya akan terbelah menjadi dua bagian menghasilkan oosit sekunder (hasil dari pembelahan).
Baca juga : 11 Sumber Protein Terbaik Dari Bahan Makanan Nabati
Fase perkembangan
Berbeda dengan proses spermatogenesis, pembelahan sel telur pertama pada proses oogenesis mengalami perkembangan sitoplasma (bagian sel) yang tidak seimbang.
Akibatnya, ada satu oosit (sel telur yang belum matang) yang memiliki banyak sitoplasma, sedangkan oosit lainnya tidak memiliki sitoplasma.
Oosit yang memiliki banyak sitoplasma berukuran lebih besar daripada oosit yang tidak mempunyai sitoplasma. Nah, oosit yang lebih kecil inilah yang disebut dengan badan polar pertama.
Fase pematangan
Setelah itu, oosit sekunder yang berukuran lebih besar akan mengalami pembelahan sel telur kedua yang menghasilkan ootid.
Badan polar pertama juga akan membelah menjadi dua badan polar kedua. Ootid ini akan berkembang menjadi sel telur apabila bertemu dengan spermatozoa alias sel sperma.
Dapat dikatakan bahwa ovulasi terjadi ketika oosit telah mencapai tahap perkembangan ootid.
Lalu, setelah pembuahan, maka ootid sudah melewati tahap akhir pematangan dan menjadi sel telur.
Proses ini nantinya akan mengalami degenerasi atau perubahan. Jika oosit atau ootid bertemu dengan sel sperma dan pembuahan tidak terjadi, siklus oogenesis terulang kembali.
Tidak hanya itu saja, sel telur pun tidak jadi berkembang sehingga Anda akan mengalami menstruasi.
Hormon yang memengaruhi proses oogenesis
Saat proses oogenesis atau pematangan sel telur wanita berhasil, hal ini yang membuat Anda mengalami ovulasi setiap bulannya.
Perlu diketahui pula bahwa saat mengalami ovulasi, hanya akan ada satu sel telur saja yang matang.
Proses oogenesis ini juga bisa terjadi karena adanya bantuan dan dipengaruhi oleh hormon lainnya yaitu hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).
Dikutip dari Medline Plus, hormon FSH dapat merangsang pertumbuhan folikel di ovarium (indung telur) sebelum pelepasan sel telur pada proses oogenesis.
Sementara hormon LH mempunyai manfaat untuk memicu terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur.